K a r m a
Ku akan berhenti di suatu titik nadirku
Kini masa sedang membentuk perzinaan
Ku menatap seksama sekelilingku
Kini ku yakin mereka tenang dalam kegelisahanku
Arah kita memang tak sejalan
Andai aku angin pun takkan sanggup merubah putarannya
Asap saja tak mampu lukiskan sebab datangnya api
Andai aku tau kapan akhir jiwa menyatu dengan raga
Rautnya mengisyaratkan kesakitan yang teramat dalam
Rasanya aku mengenal lirih yang menahun terpenjara dalam sesal
Riwayat ini adalah aku sang pencipta
Risau kembali mengusik detik-detik peristirahatan terakhirku
Manisnya bercinta dia kisahkan begitu menggebu
Melupakan aku yang ternyata masih manusia normal
Menghayati tiap senyuman dan menukarnya dengan kesucian
Mencoba terus memahami apa yang dia sebut dengan wanita sempurna
Akan ada masa kehancuranku tanpa ampun
Aku hanya ingin bisa menjadi wanita sempurna
Apakah sempurna, dengan menjaga wanita seperti kapas putih
Atau membiarkan di hari akhir wanita menerima ratusan cambuk
egie
Kamis, 31 Juli 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar